INDONESIA GEMPAR




Kasus terbunuhnya mahasiswa Universitas Teknologi Nanyang (NTU/ Nanyang Technology University), sangat membuat INDONESIA GEMPAR. Bagaimana tidak gempar?? mahasiswa teladan Indonesia dibunuh. Ada banyak ke janggalan yang terjadi dalam kasus pembunuhan David Hartono Widjaja, kenapa prof. chan tidak membeberkan kasus ini, padahal kan jelas – jelas prof. chan juga berada di TKP dan menjadi korban. Pastinya Prof. Chan melihat siapa yang membunuh dan dibunuh, apakah prof. Chan juga terlibat sehingga dia tidak mau ke ceplosan??

pembunuhan ini mungkin juga terkait dengan judul skripsi David.
“Judul skripsi David: Multiview aquisitions from Multi-camera configuration for person adaptive 3D display. Proyek dengan Nomor: A3026-81. Summary: Multi cameras willbe used to obtain multiviews of scene. Syarat mengambil topik ini: Strong Mathematical Skills and C/C++ programing. Untuk risetnya itu, David dirujuk ke laboratorium EEE3, Information System Research Lab (Loc: S2-B3a-06).
Di buku pertama yang diberikan Ardi bercover foto seorang petugas spolisi sedang mengamati multi kamera yang memuat gambar dari CCTV. Buku ini mengupas ihwal Digital Security Surveillance (DSS), jika diterjemahkan kira-kira: aplikasi atau back office keamanan pengintaian digital. Ardi Sutedja, sudah mengamati masalah topik ini sejak 2003 lalu.
Buku kedua, lebih dari 300 halaman; Inteligent Network Video, Understanding Modern Video Surveillance Systems oleh Fredrik Nilsson, Axis Communications. Buku bercover kamera pengintaian beresolusi tinggi itu baru diterbitkan pada medio 2008 lalu.
“This is the first physical security convergence book to provide the Big Picture on the technical an operational of IP networked video surveilance systems, and may well be most complete an authoritative book written to date.” Pengantar Kavin Marier, pemimpin redaksi IPVS Magazine.
Buku kedua itu, dalam penelusuran saya, juga menjadi bacaan David.” sumber :http://www.apakabar.ws/
apabila diartikan judulnya aja udah mengerikan, ada yang ga beres dari NTU dan mahasiswa di Indonesia yang menamakan dirinya PINTU(Pelajar Indonesia NTU) semuanya pada diam seolah – olah melupakan kasus pembunuhan tersebut. Indonesia sangat mengharapkan Mahasiswanya mengharumkan negeri Indonesia. Semoga kasus ini bisa di usut dengan tuntas, teroris aja bisa di usut kenapa pembunuhan tidak bisa??

Tinggalkan komentar